Transportasi

KAI Siapkan Ini untuk Reaktivasi Lima Jalur Kereta Nonaktif di Jawa Barat

Reaktivasi jalur kereta ini diharapkan bisa mengurai kemacetan dan meningkatkan efisiensi anggaran perawatan jalan raya.

Majalah Intra, Jakarta – PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI menyambut baik inisiatif dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar) yang akan melakukan reaktivasi jalur kereta api nonaktif. Saat ini, ada beberapa jalur yang masuk ke dalam fokus Pemprov Jabar bersama dengan KAI.

Rencananya, ada lima jalur nonaktif yang rencananya akan dihidupkan kembali di Jabar, salah satunya adalah Banjar-Padalarang yang berada di bawah pengelolaan KAI.

“KAI menyambut baik inisiatif Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam menghidupkan kembali jalur-jalur kereta api yang telah lama tidak beroperasi. KAI siap mendukung dengan mengembalikan aset-aset yang dikelola KAI untuk kepentingan reaktivasi ini,” kata Vice President Public Relations KAI, Anne Purba melalui keterangan tertulis, belum lama ini.

Pembangunan kembali jalur kereta api sendiri berada di bawah kewenangan pemerintah yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian.

Sebelum jalur-jalur tersebut direaktivasi, pihak KAI telah melakukan persiapan dengan investasi dengan peremajaan unit kereta. Salah satu upayanya dengan menambah 29 trainset Kereta Rel Listrik (KRL) untuk berjaga-jaga jika beberapa pemerintah memilih elektrifikasi jalur tersebut.

Selain itu, pihak KAI menambahkan 16 set kereta baru dan 2 set kereta retrofit dari PT INKA. Selain itu, 11 set kereta dari China juga akan didatangkan setelah uji dinamis selesai. Dengan penambahan ini, nantinya kereta-kereta itu bisa langsung digunakan ketika reaktivasi jalur di Jawa Barat benar-benar terlaksana.

“Sehingga apabila jalur-jalur kereta api itu sudah berhasil direaktivasi, sarana KAI telah siap untuk melayani penumpang,” ucap Anne Purba.

See also  Resmi! Ditjen Hubdat Tunda Kenaikan Tarif Angkutan Penyeberangan Kelas Ekonomi

Reaktivasi jalur kereta ini diharapkan bisa mengurai kemacetan dan meningkatkan efisiensi anggaran perawatan jalan raya. Seperti diketahui, kereta api dan KRL memiliki daya tampung besar yang bisa menjadi moda transportasi alternatif bagi masyarakat.

“KAI siap mendukung rencana reaktivasi jalur kereta api yang diinisiasi oleh pemerintah provinsi Jawa Barat. KAI percaya bahwa kereta api, dengan segala keunggulannya, dapat memberikan kontribusi besar bagi mobilitas masyarakat dan pertumbuhan ekonomi di Jawa Barat,” ujar Anne.

Menurut Pemprov Jawa Barat, relasi Banjar-Pangadaran merupakan opsi paling realistis dalam tahap awal reaktivasi jalur kereta api nonaktif.

Bahkan, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi sudah menyampaikan angka anggaran yang sekiranya dibutuhkan Pemprov Jabar, yakni Rp3 triliun untuk jalur Banjar-Pangandaran. Sedangkan total biaya reaktivasi seluruh jalur non-aktif akan memakan biaya sebesar Rp20 triliun.

“Yang paling mungkin dan realistis adalah yang jalur Banjar–Pangandaran,” kata Dedi Mulyadi, belum lama ini.

Alasan Pemprov Jawa Barat menghidupkan relasi Banjar dan Pangadaran yaitu untuk menghubungkan kawasan wisata kedua tempat.

Berikut jalur yang rencananya diaktifkan kembali yakni:

– Bandung–Ciwidey (37,8 km)
– Garut–Cikajang (28,2 km)
– Rancaekek–Tanjungsari (11,5 km)
– Cipatat–Padalarang (17 km)
– Banjar–Cijulang (82 km).

Di antara jalur-jalur non-aktif tersebut, ada sejumlah stasiun yang sudah tidak beroperasi lagi. Sehingga untuk melakukan reaktivasi, perlu kembali menghidupkan stasiun-stasiun tersebut.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button