Evaluasi Program Mudik Gratis Nataru 2024/2025: Perlu Perbaikan untuk Efektivitas dan Pemerataan
Program mudik gratis Nataru 2024/2025 mendapat sorotan karena dinilai kurang tepat sasaran. Meski bertujuan mengurangi kemacetan dan meningkatkan keselamatan, pelaksanaannya dinilai belum sepenuhnya menjawab kebutuhan masyarakat, terutama di luar Pulau Jawa.
Majalah Intra, Jakarta –Penyelenggaraan program mudik gratis pada musim Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024/2025 dinilai kurang tepat sasaran. Djoko Setijowarno, Wakil Ketua Pemberdayaan dan Penguatan Wilayah MTI Pusat, menekankan pentingnya pendekatan berbasis kondisi lapangan selain hanya mengacu pada data statistik. “Fokus utama adalah mengatasi kemacetan dan memastikan keselamatan transportasi bagi masyarakat,” ujarnya pada Sabtu (7/12/2024).
Statistik dan Efektivitas Program
Menurut survei Badan Kebijakan Transportasi Kementerian Perhubungan (2024), potensi pergerakan masyarakat selama libur Nataru mencapai 110,67 juta orang. Sekitar 39,30% di antaranya menuju Pulau Jawa, dengan mayoritas menggunakan mobil pribadi (36,07%) dan sepeda motor (17,71%).
Meski program mudik gratis banyak ditujukan untuk pengangkutan sepeda motor, Djoko menilai hal ini kurang efektif dalam mengurangi kemacetan. Tingginya populasi sepeda motor di Indonesia, yang hampir dimiliki oleh setiap rumah tangga, membuat pengurangan jumlah kendaraan roda dua di jalan sulit tercapai melalui program ini.
“Sebagai solusi, pengadaan bus gratis harus diperbanyak, terutama di luar Pulau Jawa,” tambah Djoko.
Kesenjangan Antarwilayah
Di Pulau Sumatera, khususnya di Provinsi Lampung, keterbatasan transportasi umum masih menjadi kendala besar. Penyediaan bus gratis dinilai dapat menjadi solusi efektif dibandingkan fokus pada pengangkutan sepeda motor. Selain itu, antrean panjang sepeda motor di pelabuhan penyeberangan seperti Merak-Bakauheni, yang mencapai hingga 1 kilometer, semakin menegaskan perlunya pembenahan transportasi darat.
Evaluasi dan Rekomendasi
Selama Nataru 2024/2025, Kementerian Perhubungan telah mengoperasikan tiga program mudik gratis yang melibatkan 88 unit bus, melayani 38.722 penumpang dan 2.320 sepeda motor di Pulau Jawa. Namun, Djoko menilai program ini sudah tidak relevan untuk sepeda motor, terutama di Jawa, karena jarak tempuhnya relatif pendek dan banyak rumah tangga telah memiliki lebih dari satu kendaraan.
Ia merekomendasikan agar pemerintah meningkatkan jumlah bus gratis di luar Pulau Jawa guna memperbaiki pemerataan layanan dan mengurangi kemacetan. Di samping itu, perhatian pada keselamatan transportasi wisata juga sangat penting, mengingat 45,67% perjalanan selama Nataru dilakukan untuk berlibur.
Evaluasi terhadap program mudik gratis dan transportasi wisata pada tahun ini diharapkan menjadi dasar untuk mempersiapkan mudik Lebaran 2025. Kebijakan yang berbasis kebutuhan masyarakat di lapangan, dengan prioritas pada keselamatan, kenyamanan, dan efisiensi transportasi, diharapkan dapat meningkatkan kualitas layanan bagi masyarakat.