Transportasi

Peneliti Ungkap Sektor Transportasi Penyumbang 60% Polusi Udara di Kota Jakarta

Selain sektor transportasi, ada sektor industri dan power yang juga memberikan kontribusi terhadap sulfur dioksida dan juga nitrogen oksida.

Majalah Intra, Jakarta – Systemiq bersama dengan ClimateWorks Foundation dan Institut Teknologi Bandung (ITB) membagikan hasil penelitian yang memperlihatkan sektor transportasi telah menyumbang 60 persen polusi udara yang terjadi di Kota Jakarta.

“Transportasi yang warna biru ini salah satu penyumbang polusi udara terbesar, yaitu menyumbang sekitar 60 persen emisi nitrogen oksida dan PM 2,5,” kata Direktur Systemiq, Batari Saraswati dalam Focus Group Discussion (FGD) di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (IPK) di Jakarta Pusat, Rabu (28/05/2025).

Ia mengatakan, PM 2,5 adalah partikulat halus yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan juga menyumbang 90 persen emisi karbon monoksida. Selain sektor transportasi, ada sektor industri dan power yang juga memberikan kontribusi terhadap sulfur dioksida dan juga nitrogen oksida.

“Selain itu, pembakaran sampah terbuka dan sektor konsumsi juga menyumbang signifikan terhadap polusi partikulat PM 10 dan PM 2,5,” ucap Batari.

Sebagai upaya menangani masalah tersebut, kata dia, terdapat 4 dari 12 strategi penanganan yang diutamakan, yakni penerapan bahan bakar rendah sulfur, transisi boiler batu bara ke teknologi yang lebih bersih, transportasi umum yang terintegrasi, dan penghapusan pembakaran sampah secara terbuka.

Menurut Batari, secara kolektif, 4 strategi tersebut diklaim dapat menghasilkan pengurangan emisi PM 2,5 sebesar 80 persen pada tahun 2030. Batari mengatakan, kebutuhan investasi untuk mendukung penyelesaian masalah polusi udara di Jakarta mencapai 7,9 miliar dolar Amerika Serikat (AS) yang bisa diperoleh dari pendanaan publik maupun swasta.

See also  Komitmen ITB dan INKA Kembangkan Transportasi Cerdas Ramah Lingkungan

“Namun yang perlu dilihat adalah ini juga akan membuka pasar peluang untuk ekonomi hijau. Salah satunya adalah kendaraan listrik, ini bisa mencapai 40 miliar USD. Dan juga ada potensi pengurangan subsidi BBM jika kita beralih ke kendaraan listrik mencapai 1,2 miliar USD,” jelasnya.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button