KA Perintis Batara Kresna, Transportasi Alternatif Masyarakat Solo dan Wonogiri
Dengan waktu tempuh sekitar 1 jam 45 menit, kereta ini melayani lima stasiun perhentian di jalur Solo-Wonogiri.
Majalah Intra, Solo – Kereta Api (KA) Perintis Batara Kresna, yang menghubungkan Solo dan Wonogiri, menjadi salah satu alternatif transportasi dengan karakteristik unik dan berkomitmen meningkatkan pelayanan.
Sejak pertama kali beroperasi pada tahun 2015 dan resmi dikelola oleh Balai Teknik Perkeretaapian (BTP) Kelas I Semarang pada 2019, kereta ini telah menjadi bagian penting dari sistem transportasi lokal.
KA Batara Kresna memiliki empat perjalanan setiap hari dengan rute sejauh 36,7 km. Dengan waktu tempuh sekitar 1 jam 45 menit, kereta ini melayani lima stasiun perhentian di jalur Solo-Wonogiri. Keberangkatan dilakukan dari Stasiun Purwosari pada pukul 06.00 dan 10.00 WIB, serta dari Stasiun Wonogiri pada pukul 08.00 dan 12.00 WIB.
Dalam talkshow dan media gathering bertema “Upaya Mewujudkan Transportasi yang Ideal di Relasi Solo-Wonogiri dengan KA Batara Kresna” yang berlangsung di Stasiun Solo Kota, Kamis (5/12/2024), berbagai rencana peningkatan layanan dibahas oleh PT KAI Daerah Operasi (Daop) 6 Yogyakarta dan BTP Kelas I Semarang.
Manajer Humas PT KAI Daop 6 Yogyakarta, Krisbiyantoro, menjelaskan bahwa jumlah penumpang KA Batara Kresna terus tumbuh signifikan. Meski sempat berhenti beroperasi selama enam bulan pada tahun 2020 akibat pandemi COVID-19, tingkat keterisian (load factor) kereta ini menunjukkan peningkatan yang konsisten.
“Pada tahun 2019, rata-rata load factor mencapai 50 persen. Setelah menurun tajam menjadi 20 persen pada 2021 akibat pandemi, angka tersebut melonjak kembali menjadi 67 persen pada 2023. Hingga Oktober 2024, pertumbuhan penumpang terus berjalan positif,” ucap Krisbiyantoro.
Humas BTP Kelas I Semarang, Widya Oktarina, menyampaikan bahwa pihaknya tengah menyelesaikan kajian evaluasi pengoperasian KA Batara Kresna. Fokus kajian meliputi potensi permintaan, subsidi KA perintis, hingga permasalahan teknis.
“Kami tengah mengusulkan perubahan jadwal perjalanan, penambahan frekuensi layanan, dan peningkatan kecepatan kereta. Di sisi infrastruktur, dilakukan perbaikan jalur dengan penggantian rel tipe R.42/R.33 menjadi R.54 serta penggantian bantalan dari besi ke beton. Peron juga akan ditinggikan agar setara dengan pintu kereta,” jelas Widya.
Selain itu, untuk meningkatkan keamanan, empat pintu perlintasan dan pos jaga baru sedang dibangun di wilayah Sukoharjo. Hingga 2 Desember 2024, progres fisik peningkatan jalur telah mencapai 92,32 persen.