Transportasi

BPS Sebut Sektor Transportasi Alami Deflasi Saat Momen Ramadan dan Lebaran 2025

Deflasi tersebut terjadi karena penurunan tarif angkutan udara dengan tingkat deflasi besar 4,83 persen mtm, sehingga menyumbangkan andil deflasi sebesar 0,04 persen.

Majalah Intra, Jakarta – Deputi Bidang Statistik Produksi Badan Pusat Statistik (BPS) M Habibullah mengatakan, kelompok pengeluaran transportasi mengalami deflasi secara bulanan atau month-to-month (mtm) sebesar 0,08 persen pada momen Ramadan dan Idul Fitri 1446 Hijriah/tahun 2025 Masehi.

Ia mengatakan, padahal sepanjang 2022-2024, kelompok pengeluaran tersebut selalu mengalami inflasi pada momen Ramadan dan Idul Fitri.

“Sedangkan pada momen Ramadan dan Idul Fitri 2025 kali ini, kelompok ini mengalami deflasi sebesar 0,08 persen mtm dengan andil sebesar 0,01 persen,” kata M Habibullah di Jakarta, Selasa (8/3/2025).

Ia mengatakan, deflasi tersebut terjadi karena penurunan tarif angkutan udara dengan tingkat deflasi besar 4,83 persen mtm, sehingga menyumbangkan andil deflasi sebesar 0,04 persen. Pemerintah memberikan diskon tarif angkutan udara untuk pembelian tiket penerbangan pada 24 Maret-7 April 2025 berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 18 Tahun 2025 tentang Pajak Pertambahan Nilai Atas Penyerahan Jasa Angkutan Udara Niaga Berjadwal Dalam Negeri Kelas Ekonomi Yang Ditanggung Pemerintah Tahun Anggaran 2025.

Sementara itu, ia mengatakan bahwa komoditas yang mengalami inflasi pada kelompok transportasi adalah tarif angkutan antarkota dengan tingkat inflasi sebesar 7,61 persen mtm dan andil inflasi sebesar 0,02 persen.

“Secara umum, komoditas tarif angkutan antarkota selalu mengalami inflasi pada momen Idul Fitri, kecuali pada Mei 2022,” ucap Habibullah.

Terkait statistik angkutan penumpang pada Februari 2025, ia menuturkan bahwa jumlah penumpang mengalami penurunan secara bulanan pada seluruh moda angkutan.

See also  Progres Konstruksi MRT Jakarta Fase 2A Thamrin-Monas

Ia menyatakan bahwa jumlah penumpang angkutan udara domestik turun 13,75 persen mtm, angkutan udara internasional turun 8,89 persen mtm, angkutan laut domestik turun 19,62 persen mtm, dan angkutan kereta turun 3,04 persen mtm dibandingkan Januari 2025.

Meskipun begitu, mayoritas angkutan mengalami peningkatan jumlah penumpang secara tahunan atau year-on-year (yoy) dibandingkan Februari 2024. Hanya angkutan udara domestik yang mengalami penurunan sebesar 2,91 persen yoy menjadi 4,41 juta orang.

Sedangkan jumlah penumpang angkutan udara internasional naik 11,81 persen yoy menjadi 1,58 juta orang, angkutan laut domestik naik 13,82 persen yoy menjadi 2,04 juta orang, dan angkutan kereta naik 13,01 persen menjadi 42,04 juta orang.

“Untuk angkutan barang, pada Februari 2025 terjadi peningkatan jumlah barang yang diangkut pada moda angkutan laut domestik sebesar 3,92 persen secara bulanan (mtm),” ujar Habibullah.

Sementara itu, ia mengatakan bahwa jumlah barang yang diangkut dengan moda angkutan udara domestik dan angkutan kereta api mengalami penurunan secara bulanan, masing-masing sebesar 18,45 persen mtm dan 5,55 persen mtm.

Secara tahunan, ia menyampaikan bahwa terjadi peningkatan jumlah barang yang diangkut oleh moda angkutan laut domestik sebesar 26,13 persen yoy menjadi 40,09 juta ton dan moda angkutan kereta api sebesar 3,91 persen yoy menjadi 5,47 juta ton.

“Sedangkan (jumlah barang yang diangkut) moda angkutan udara domestik mengalami penurunan sebesar 1,98 persen (yoy menjadi 50 ribu juta ton),” ucap Habibullah.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button