Cara Pelindo Berikan Komitmen untuk Kelancaran Rantai Logistik di Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu
Proses normalisasi alur pelayaran terus berjalan non-stop selama 24 jam dalam 7 hari menggunakan kapal keruk dan seluruh peralatan pendukungnya.

Majalah Intra, Jakarta – PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo menunjukkan komitmen dalam mendukung kelancaran rantai logistik nasional melalui percepatan pengerukan di Pelabuhan Pulau Baai, Bengkulu.
Direktur Utama Pelindo Arif Suhartono dalam kunjungannya ke pelabuhan tersebut menyampaikan bahwa pengerukan ini merupakan penugasan dari Pemerintah yang didukung penuh oleh Kementerian Perhubungan RI, pada Jumat, (11/4/2025) lalu.
“Saat ini kami tengah mengebut pengerukan untuk mengembalikan fungsi alur pelayaran secara optimal, sehingga kapal-kapal besar dapat langsung bersandar ke Bengkulu untuk melayani kepentingan masyarakat, termasuk kapal yang melayani ke Pulau Enggano,” ujar Arif.
Sejak April lalu, sejumlah alat berat telah dikerahkan untuk mendukung percepatan pengerukan, antara lain 1 unit kapal keruk Nera 2, 3 unit excavator, 1 unit wheel loader, dan 3 unit dump truck.
Memasuki akhir Mei 2025, pengerjaan semakin dimaksimalkan dengan kedatangan kapal keruk berkapasitas besar CSD Costa Fortuna 3 dan AHT Costa Fortuna 5 dari Batam, serta tambahan alat berat berupa 4 unit excavator, 4 unit wheel loader, dan 4 unit dump truck. Bahkan, direncanakan akan ada tambahan dua unit excavator guna mempercepat proses tersebut.
Pada tanggal 24 Juni 2025, Dirjen Perhubungan Laut, Muhammad Masyhud, menyampaikan bahwa pengerukan alur pelayaran yang menjadi tanggung jawab Pelindo ditargetkan selesai pada akhir Juni 2025 dengan kedalaman -4 meter LWS, yang saat ini telah mencapai 95 persen dari total pekerjaan. Pengerjaan akan dilanjutkan hingga mencapai kedalaman -6,5 meter LWS guna memastikan kualitas layanan pelabuhan lebih optimal.
General Manager PT Pelindo Regional 2 Bengkulu, S. Joko mengatakan, proses normalisasi alur pelayaran terus berjalan non-stop selama 24 jam dalam 7 hari menggunakan kapal keruk dan seluruh peralatan pendukungnya.
“Instalasi pipa kapal keruk telah membentang hingga hampir 1.000 meter. Meski cuaca menjadi tantangan tersendiri, pihaknya optimistis target penyelesaian dapat tercapai tepat waktu,” ucap dia.
Pelaksanaan normalisasi ini menjadi bukti nyata kolaborasi antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Pulau Baai, Pelindo, serta berbagai instansi terkait di Bengkulu untuk mengatasi pendangkalan alur pelayaran yang berdampak langsung pada layanan logistik masyarakat.
“Kami berterima kasih dan terus mohon dukungan dari berbagai pihak, agar proses pekerjaan berjalan dengan lancar, sehingga dalam waktu dekat alur pelayaran sudah dapat digunakan kembali,” kata Arif.