Transportasi

Kemenhub Tegaskan Komitmen Kebijakan Keberlanjutan di Sektor Tranportasi Udara

Transportasi udara memiliki peran vital dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional, namun juga menjadi salah satu penyumbang emisi GRK yang perlu ditangani secara serius.

Majalah Intra, Jakarta – Direktorat Jenderal Perhubungan Udara (Ditjen Hubud) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menegaskan komitmen menurunkan emisi gas rumah kaca dan menangani perubahan iklim melalui kebijakan berkelanjutan di sektor transportasi udara yang ramah lingkungan dan efisien.

“Sebagai bagian dari komitmen Indonesia terhadap ‘Paris Agreement’ dan target ‘Net Zero Emission’ (NZE) pada 2060, kami terus mendorong pelaksanaan program dan kebijakan yang mendukung penurunan emisi di sektor penerbangan,” kata Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub Achmad Setiyo Prabowo di Jakarta, Kamis (17/7/2025).

Ia mengatakan, Kemenhub telah menggelar pemantauan pencapaian kegiatan penanganan perubahan iklim dan emisi gas rumah kaca (GRK) subsektor transportasi udara yang dilaksanakan di Jakarta pada 14-15 Juli 2025.

Kegiatan itu, kata Achmad, menjadi forum strategis bagi para pemangku kepentingan, termasuk kementerian/lembaga, operator bandar udara, maskapai penerbangan, serta mitra industri, untuk bersama-sama mengevaluasi capaian program, mengidentifikasi tantangan, serta memperkuat sinergi dalam menurunkan emisi GRK di sektor penerbangan.

“Transportasi udara memiliki peran vital dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional, namun juga menjadi salah satu penyumbang emisi GRK yang perlu ditangani secara serius,” ujar dia.

Dalam forum tersebut, Achmad mengatakan peserta membahas sejumlah agenda penting yang berkaitan dengan upaya penurunan emisi gas rumah kaca di sektor transportasi udara.

Salah satu topik utama penyusunan Program Kerja Tim RAN GRK untuk periode 2025–2027, yang akan menjadi panduan strategis dalam pelaksanaan aksi mitigasi emisi pada tahun-tahun mendatang.

See also  Sidak Keselamatan Jelang Libur Panjang, Ditjen Hubdat Temukan 21 Bus Langgar Aturan

Selain itu, kata dia, dilakukan pemantauan dan evaluasi hasil penghitungan emisi di bandar udara, penghitungan emisi GRK yang telah dicapai, sebagai bentuk evaluasi terhadap efektivitas program yang sudah berjalan.

Inventarisasi emisi di subsektor transportasi udara juga menjadi fokus, guna memperoleh data yang akurat dan terintegrasi sebagai dasar perumusan kebijakan yang lebih tepat sasaran.

“Tak kalah penting, forum ini juga membahas perkembangan implementasi ‘Sustainable Aviation Fuel’ (SAF) sebagai bahan bakar ramah lingkungan untuk mendukung pengurangan emisi karbon di industri penerbangan,” ujar dia.

Indonesia terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung skema internasional Carbon Offsetting and Reduction Scheme for International Aviation (CORSIA), yang bertujuan menstabilkan emisi penerbangan internasional melalui efisiensi operasional dan mekanisme pengimbangan karbon.

Direktorat Jenderal Perhubungan Udara menyiapkan sejumlah langkah strategis yang telah dan tengah dilaksanakan, termasuk peningkatan efisiensi energi pada operasional bandara dan penerbangan, penggunaan bahan bakar rendah karbon, serta penguatan regulasi pelaporan emisi secara transparan dan akuntabel.

“Ini diharapkan menjadi momentum untuk memperkuat kolaborasi antar pemangku kepentingan dan mempercepat transformasi menuju transportasi udara yang lebih ramah lingkungan, berkelanjutan, dan berorientasi pada masa depan,” kata Achmad.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button