Teken Perjanjian, Kemenhub Segera Bangun Hanggar Pesawat di Bandar Udara Budiarto, Curug Tangerang
Dengan adendum perjanjian kerja sama pemanfaatan Barang Milik Negara (BMN) tersebut, PT AAP secara resmi dapat memanfaatkan lahan seluas 21.145 meter persegi di Bandara Budiarto.

Majalah Intra, Tangerang – Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Direktorat Jenderal (Dirjen) Perhubungan Udara melakukan perjanjian siap membangun sebuah hanggar pesawat di Bandar Udara Budiarto, Curug, Tangerang, Banten.
Untuk memanfaatkan aset negara ini, Direktorat Jenderal atau Dirjen Perhubungan Udara menjalin kerja sama dengan PT Adhya Avia Prima (AAP) terkait pemanfaatan Bandar Udara Budiarto, Curug.
Dengan adendum perjanjian kerja sama pemanfaatan Barang Milik Negara (BMN) tersebut, PT AAP secara resmi dapat memanfaatkan lahan seluas 21.145 meter persegi di Bandara Budiarto.
Hal tersebut dapat mengoptimalkan pengelolaan aset negara dalam mendukung pengembangan sektor penerbangan nasional, khususnya dibidang perawatan pesawat.
Dalam kesempatan itu, Plt Direktur Jenderal Perhubungan Udara Lukman F. Laisa mengatakan, penandatangan adendum kerja sama antara PT Adhya Avia Prima telah diselesaikan. Kedua belah pihak pun siap membangun hanggar.
“Mudah-mudahan ini terus menjadi hal yang positif untuk yang lainnya. Tidak hanya di Curug, tapi bisa juga di tempat lain yang mungkin memiliki lahan yang bisa dimanfaatkan untuk digunakan dan bisa bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan yang memang terkait dengan penerbangan,” ujar Lukman usai penandatangan adendum kerja sama pada 2 Mei 2025, melalui keterangan tertulis, Minggu (4/5/2025).
Sementara itu, Direktur PT Adhya Avia Prima Otto Sigit Budianto mengungkapkan, kerja sama pemanfaatan barang milik negara di Bandara Budiarto, akan mempunyai nilai tambah yang sangat tinggi bagi kedua belah pihak, khususnya dalam Industri Aviasi.
“PT Adhya Avia Prima akan bekerja sama dengan PT Aero Nusantara Indonesia untuk membangun hanggar dan workshop Maintenance Repair Overhaul (MRO) pesawat-pesawat Narrow Body untuk pesawat Boeing 737 dan Airbus 320 dan sekelasnya seperti MD 80, yang berstandar Internasional,” kata Otto.
Untuk diketahui, Bandara Budiarto saat ini mempunyai panjang landasan pacu 2.000 meter dan dilengkapi dengan Instrument Landing System (ILS) untuk memandu pendaratan di malam hari, yang sebelumnya hanya 1.800 meter dan sedang ada pembicaraan dengan pihak Pertamina untuk dapat menyiapkan Fuel/Avigas guna kebutuhan refuel pesawat, yang selama ini pesawat harus membawa double uplit fuel dari Bandara Soeta atau Halim Perdanakusuma.
Pihak terkait juga sudah ada penjajagan dengan pihak Bea dan Cukai Provinsi Banten untuk kemungkinan penyediaan pelayanan Pusat Logistik Belikat (PLB), sehingga pelayanan sparepart pesawat dapat dikerjakan dengan cepat dan hal ini bisa menjadi daya saing lebih kompetitif dengan MRO regional.