Transportasi

Taksi Terbang Ditargetkan Melayang di IKN Pada Tahun 2028

Pemerintah menargetkan taksi terbang berbentuk drone raksasa ini dapat beroperasi di Ibu Kota negara pada 2028.

Majalah Intra, Jakarta – Ibu Kota Nusantara (IKN) ditargetkan untuk menjadi kota yang mengadopsi transportasi canggih taksi terbang, menggunakan EHang 216-s, seiring dengan misinya menjadi kota masa depan bertaraf internasional.

“EHang ini juga dimaksudkan sebagai moda transportasi modern untuk angkutan dari titik ke titik, poin ke poin di IKN,” kata Anggota DPR RI Bambang Soesatyo pada uji terbang EHang 216-s di kawasan PIK 2, Tangerang, Banten, Rabu (26/6/2025).

Bambang Soesatyo atau yang akrab disapa Bamsoet itu mengatakan, pemerintah menargetkan taksi terbang berbentuk drone raksasa ini dapat beroperasi di Ibu Kota negara pada 2028.

Selain menjadi simbol kendaraan masa depan berteknologi canggih, kata dia, EHang 216-s juga ramah lingkungan, mengingat taksi terbang ini mengusung tenaga berbasis listrik, sesuai dengan impian IKN untuk menjadi kota pintar dan berkelanjutan.

“Harapan saya adalah ini jadi moda transportasi udara modern, taksi udara modern yang akan mengatasi berbagai kendala kemacetan lalu lintas maupun menunjang dari pada pariwisata nasional. Target kita sebetulnya 2028 ini EHang sudah beroperasi di IKN sebagai moda transportasi modern karena IKN adalah kota yang dibangun untuk kota internasional,” ucap Bamsoet.

Memiliki tinggi 1.77 meter dengan lebar 5.61 meter, EHang 216-s disebut dapat mengangkut muatan hingga 220 kg dan jarak terbangnya dengan muatan maksimal 35 km, waktu terbang 21 menit serta kecepatan maksimal di 130 km per jam.

EHang 216 merupakan taksi terbang berteknologi AAV (Autonomous Aerial Vehicle) yang tidak memerlukan pilot manusia, melainkan menggunakan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) untuk terbang.

See also  Australia Beri Apresiasi Transportasi Cerdas dan Kota Hijau IKN

Pada kesempatan yang sama, Rudy Salim, Executive Chairman Prestige Aviation, perusahaan yang memboyong EHang 216-s ke Indonesia mengatakan, satu unit taksi terbang tersebut harganya mencapai 535.000 dolar Amerika Serikat, atau sekitar Rp8,7 miliar. Meski terdengar mahal, taksi terbang ini terbilang murah dalam hal biaya sekali penerbangannya jika dibandingkan dengan helikopter.

“Sekali isi daya, dia kan pakai baterai, kurang lebih Rp500 ribu, kalau pakai helikopter 30 menit mungkin Rp50 juta, kalau pakai EHang ini hanya Rp500 ribu. Jadi murah sekali dan ini memang menjadi transportasi mobilitas perkotaan,” jelas Rudy.

EHang 216-S melakukan uji coba terbang di Phantom Ground Park PIK 2, Kab. Tangerang, Banten, Rabu, setelah mengantongi izin dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub) untuk melakukan uji coba (demo flight) dengan membawa penumpang di dalam kabin.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button